Cornelis dan Ramalannya tentang Sawit yang Jadi Nyata
Cornelis dan ramalannya tentang Sawit yang jadi kenyataan. Gambar. ist.
🌍 LANDAK POST | LANDAK: Cornelis dua puluh tahun lalu telah melihat Sawit adalah komoditas unggulan. Kelapa sawit akan menjadi tumpuan baru ekonomi rakyat.
Sebagai Bupati Landak kala itu, Cornelis menyuarakan sebuah keyakinan yang terdengar berani, bahkan visioner: "Tanam Sawit Jadi Duit".
Mendorong langsung gerakan tanam sawit
Tidak sekadar wacana, Cornelis bersama wakilnya, Nicodemus Nehen, S.Pd., mendorong langsung gerakan tanam sawit sejak periode kepemimpinannya 2001–2006 dan dilanjutkan 2006–2008.
Cornelis menyadari, di tengah kondisi Landak yang saat itu masih bergulat dengan keterbatasan infrastruktur dan rendahnya akses pasar, sawit bisa menjadi jalan pintas rakyat menuju kemandirian ekonomi.
Baca Landak: Dari Sistem Pertanian Ladang Tradisional ke Sistem Persawahan
"Jangan ragu menanam," ujar Cornelis dalam berbagai kesempatan saat itu. "Sepuluh tahun, lima belas tahun lagi, buahnya akan menjadi rezeki tetap keluarga kalian."
Kini, prediksi itu sepenuhnya terbukti. Sepuluh, lima belas, hingga dua puluh tahun kemudian, masyarakat Landak menikmati booming sawit. Mereka yang pada awal 2000-an menanam bibit sawit di lahan-lahan kampung, kini hidup dalam ketahanan ekonomi baru.
Sawit rakyat tumbuh tidak lagi sekadar memenuhi pasar lokal, melainkan menjadi bagian dari rantai industri nasional. Dari Menjalin, Sengah Temila, Kuala Behe, Air Besar, hingga ke Ngabang dan Mempawah Hulu, perkebunan sawit rakyat kini membentang luas, mengubah wajah Landak dari daerah agraris tradisional menjadi pusat pertumbuhan baru berbasis perkebunan mandiri.
Sawit rakyat
Perkebunan sawit rakyat inilah yang menjadi ciri khas Landak hari ini: ribuan keluarga mengelola kebun mereka sendiri, memanen sendiri, dan menjual hasil sendiri, tanpa terlalu bergantung pada perusahaan besar. Modal kerja mereka adalah semangat, lahan keluarga, dan kerja keras bertahun-tahun.
Baca Demografi Kabupaten Landak: Dayak Kanayatn sebagai Mayoritas
Banyak di antara mereka kini mampu membangun rumah permanen, membeli kendaraan, menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi, bahkan sebagian sudah mengelola usaha kecil berbasis hasil kebun. Roda ekonomi berputar dari desa-desa, memperkaya kehidupan sosial dan membuka peluang baru di bidang jasa, perdagangan, dan industri kecil.
Cornelis bukan hanya mengajak lewat kata-kata. Ia juga memberi contoh nyata. Di sebuah bukit di daerah Sidas, Kabupaten Landak, Cornelis menanam sendiri kelapa sawit di atas lahannya.
Saeit tumbuh, berbuah, dan menjadi simbol dari prinsip yang ia yakini: pembangunan ekonomi harus dimulai dari aksi nyata pemimpin.
"Bapak itu dulu tidak sekadar memerintah. Beliau tunjukkan sendiri bagaimana bertanam sawit itu," cerita seorang warga Sidas. "Kalau ke kebunnya, bisa lihat sendiri sawitnya sudah besar semua."
Cornelis motor perubahan
Bagi banyak warga Landak, Cornelis dikenang bukan hanya sebagai kepala daerah, tetapi sebagai motor perubahan yang nyata. Ia 'nujum' — tahu sebelum terjadi — tentang masa depan sawit di Kalimantan Barat.
Baca Cornelis, Bupati Landak 2001– 2008 yang Tertulis dalam Hati Rakyat
Kini, di tengah hiruk-pikuk pasar sawit yang semakin dinamis, gema pesannya tetap terdengar kuat: Tanam sawit, jadi duit. Dan lebih dari itu, tanam sawit berarti membangun kemandirian, harga diri, dan masa depan yang lebih cerah bagi generasi Landak berikutnya.
-- Rangkaya Bada