Dr. H.C. Cornelis Kunjungi Uzbekistan: Refleksi atas Runtuhnya Uni Soviet dan Kebangkitan Uzbekistan

Dr. H.C. Cornelis Kunjungi Uzbekistan
Dr. H.C. Cornelis, anggota DPR RI dari Komisi XII di Uzbekistan. Dok. Cornelis.

🌍 LANDAK POST | LANDAK: Dr. H.C. Cornelis, anggota DPR RI dari Komisi XII yang berasal dari Daerah Pemilihan Kalimantan Barat I, pada hari Minggu, 4 Mei hingga Senin, 5 Mei 2025, melakukan kunjungan kerja ke Republik Uzbekistan bersama tim. 

Kunjungan ini merupakan bagian dari program studi banding dan dialog antarnegara dalam kerangka kerja sama di bidang pendidikan, sosial, dan kebudayaan.

Namun di luar agenda resmi, Cornelis menunjukkan ketertarikannya pada sejarah politik dan transformasi sosial di negara Asia Tengah ini. 

Dalam perbincangan santai dengan sekelompok anak muda Uzbekistan, ia mengajukan pertanyaan reflektif: "Apakah kalian senang setelah berpisah dari Uni Soviet? Bagaimana keadaan kalian sekarang?"

Dengan penuh semangat, para pemuda menjawab, “Kami senang! Hidup kami sekarang jauh lebih baik dan makmur dari sebelumnya.”

Jawaban itu menggambarkan optimisme generasi muda Uzbekistan terhadap masa depan negaranya, yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet selama lebih dari enam dekade.

Bubarnya Uni Soviet dan Lahirnya Uzbekistan Merdeka

Uni Soviet resmi bubar pada 26 Desember 1991, setelah serangkaian krisis ekonomi, ketidakpuasan politik, dan gelombang kemerdekaan dari negara-negara anggotanya. 

Uzbekistan, salah satu dari lima negara Asia Tengah eks-Uni Soviet, memproklamasikan kemerdekaannya pada 1 September 1991, yang kini diperingati sebagai Hari Kemerdekaan Nasional.

Setelah merdeka, Uzbekistan menghadapi tantangan berat dalam transisi dari ekonomi terpusat (sosialis) menuju pasar bebas, serta pembangunan institusi kenegaraan yang mandiri.

Geografi dan Penduduk Uzbekistan

Secara geografis, Uzbekistan merupakan negara terkurung daratan (landlocked) yang berbatasan dengan Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Afghanistan, dan Turkmenistan. 

Luas wilayahnya sekitar 448.978 km², menjadikannya salah satu negara terbesar di Asia Tengah.

Ibukotanya adalah Tashkent, yang juga merupakan kota terbesar dan pusat kegiatan ekonomi serta budaya.

Menurut data Bank Dunia (2023), Uzbekistan memiliki populasi sekitar 36 juta jiwa, menjadikannya negara dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tengah. 

Mayoritas penduduknya adalah etnis Uzbek (sekitar 80%), dengan minoritas Rusia, Tajik, Kazakh, dan lainnya. Bahasa resmi adalah Bahasa Uzbek, dan Islam merupakan agama mayoritas.

Kondisi Ekonomi dan Sosial Saat Ini

Pasca kemerdekaan, Uzbekistan mengalami masa transisi panjang dengan reformasi ekonomi yang bertahap. 

Di bawah kepemimpinan Presiden Shavkat Mirziyoyev (sejak 2016), negara ini mulai membuka diri terhadap investasi asing, memperbaiki hak asasi manusia, dan memperkuat sektor pariwisata serta industri ringan.

Ekonomi Uzbekistan kini bertumpu pada sektor energi (gas alam), pertanian (kapas, gandum, buah), serta industri tekstil. 

Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan reformasi birokrasi telah meningkatkan standar hidup secara signifikan dalam dekade terakhir.

-- Masri Sareb Putra


Catatan Reflektif:

Percakapan yang digagas Dr. H.C. Cornelis dengan generasi muda Uzbekistan mencerminkan pentingnya perspektif lintas zaman. Bagi anak-anak muda Uzbekistan, kemerdekaan bukan sekadar peristiwa historis, tetapi gerbang menuju kemandirian, inovasi, dan kemakmuran.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url