Kabupaten Landak, Ekonomi yang Tumbuh dari Gagasan
Landak dengan ekonomi kreatifnya yang tumbuh dari gagasan. Visualisasi by AI. |
🌍 LANDAK POST | LANDAK: Kita kerapkali bicara tentang tanah yang subur, hutan yang lebat, sungai yang mengalir jernih, dan langit yang tak pernah pelit hujan.
Kita menganggap itu semua sebagai kekayaan. Tapi kita lupa satu hal: manusia yang tinggal di atasnya.
Baca Cornelis dan Ketahanan Pangan Berbasis Budaya Lokal di Landak
Kabupaten Landak —seperti banyak daerah lain di Borneo—dianugerahi kekayaan alam yang seolah tak habis dikutip. Tapi kekayaan itu akan tetap jadi lanskap diam, bila tak disentuh oleh satu hal yang paling menentukan: ide.
Bukan ide yang muluk-muluk, tapi ide yang kreatif, dan lebih penting lagi, realistis. Ide yang mengakar, tapi sekaligus membuka cakrawala.
Ekonomi yang tumbuh dari gagasan
Bagaimana bila kita mulai membayangkan: ekonomi yang bertumbuh bukan karena tambang yang digali dalam, melainkan karena gagasan yang digali lebih dalam lagi? Bagaimana kalau yang digerakkan bukan hanya alat berat, tetapi imajinasi warga?
Baca Landak: Jumlah Desa Maju Naik, Jumlah Desa Tertinggal Turun
Kabupaten Landak, di Provinsi Kalimantan Barat, bukan hanya dikenal karena lanskapnya yang hijau atau sumber daya alamnya yang melimpah.
Kabupaten Landak menyimpan potensi manusia dan kultural yang luar biasa, yang jika digerakkan secara tepat dapat menjadi fondasi bagi pembangunan ekonomi kreatif yang berkelanjutan.
Baca Bupati Landak Masa ke Masa: Cermin Kemandirian Kepemimpinan Lokal
Ekonomi kreatif, dalam konteks ini, bukan sekadar sektor baru dalam ekonomi. Ia adalah cara pandang, cara hidup, dan cara kerja baru. Sebuah pendekatan yang menempatkan kreativitas, pengetahuan, dan warisan budaya sebagai penggerak utama nilai tambah ekonomi.
Modal dasar Landak
Landak memiliki modal dasar: kearifan lokal, seni tradisional, kerajinan tangan, cerita rakyat, kuliner khas, serta semangat generasi muda yang mulai terbuka pada dunia digital. Tetapi potensi ini belum sepenuhnya tergarap.
Ekonomi kreatif membutuhkan ekosistem. Ini berarti perlu ada kebijakan yang berpihak, infrastruktur digital yang merata, pendidikan kreatif, dan akses terhadap pasar.
Pemerintah daerah dapat memainkan peran sebagai fasilitator —menghubungkan pelaku kreatif lokal dengan sumber daya, pelatihan, dan platform promosi.
Lebih jauh, kolaborasi antar komunitas, antara desa-desa di Landak dengan kampus, LSM, pelaku industri, dan diaspora kreatif Dayak di luar daerah, perlu dibangun. Ekonomi kreatif tidak mengenal batas geografis—yang penting adalah konektivitas ide dan semangat untuk tumbuh bersama.
Baca Landak, Surga Eko-Wisata di Kalimantan Barat
Dengan pendekatan yang tepat, Landak bukan hanya bisa menjadi penonton dalam arus besar ekonomi kreatif nasional. Ia bisa menjadi pelaku utama, bahkan inspirasi bagi daerah lain.
Dan semua itu bermula dari sebuah pertanyaan sederhana: berani tidak kita memulai dari yang kita punya—dan kita pahami paling dalam: diri kita sendiri?
-- Amee Lea Koa/ Landakpost