Cornelis dan Ketahanan Pangan Berbasis Budaya Lokal di Landak
Sejak Bupati Landak (2001), Cornelis memberi teladan tentang ketahanan pangan. Dokpri.
🌍 LANDAK POST | LANDAK: Sejak menjabat sebagai Bupati Landak pada tahun 2001, Cornelis mengambil langkah strategis. Sosok berpendirian tegas itu mencanangkan ketahanan pangan masyarakat berbasis pertanian lokal dan revitalisasi budaya.
Program swasembada tidak hanya mendorong kemandirian pangan, tetapi juga memperkuat identitas budaya Dayak Kanayatn di tengah arus perubahan zaman.
Sawah dan Ladang Kering
Sejak awal masa kepemimpinannya, Cornelis fokus mengembangkan potensi pertanian di Landak. Sawah diperluas di berbagai kawasan seperti Anjongan, Sidas, Darit, hingga dataran subur sepanjang Sungai Landak.
Baca Menjaga Warisan dalam Keberagaman Alam dan Budaya Binua Landak
Cornelis juga mendorong masyarakat Dayak untuk kembali menghidupkan praktik ladang kering, sebuah tradisi bertani yang telah diwariskan turun-temurun.
"Ketahanan pangan harus dibangun dari kekuatan masyarakat sendiri, dari tanah yang mereka kenal dan cintai," ujar Cornelis dalam sebuah pertemuan dengan petani di Anjongan.
Peningkatan produksi padi dari sawah maupun ladang menjadi prioritas. Dengan mendukung teknik tradisional bercocok tanam yang adaptif terhadap alam setempat, Cornelis berharap Landak tidak hanya mandiri dalam kebutuhan pangan, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan.
Revitalisasi Naik Dango sebagai spirit kolektif
Cornelis juga memberi perhatian besar pada aspek budaya dalam pembangunan pangan. Ia menghidupkan kembali Naik Dango, ritual adat masyarakat Kanayatn yang menandai syukur atas panen padi dan penyimpanan hasil ke lumbung.
Baca Sungai Kumpang, Tadinya Akan diberi nama Jalan Palis Nu' Cornelis
Melalui Naik Dango, masyarakat diajak mengingat kembali makna kerja keras, kebersamaan, dan penghormatan terhadap alam. "Naik Dango bukan sekadar upacara, tetapi cermin hubungan harmonis manusia dengan alam dan leluhur," kata Cornelis.
Revitalisasi ritual ini berperan penting membangun motivasi kolektif. Bagi masyarakat Dayak Kanayatn, Naik Dango menjadi momen penyegaran nilai-nilai tradisional sekaligus ajakan untuk terus menjaga ketahanan pangan melalui praktik bertani.
Kepemimpinan dengan keteladanan
Berbeda dari banyak pejabat lainnya, Cornelis tidak hanya mengimbau masyarakat untuk bersawah dan berladang. Ia sendiri turun ke lapangan, turut bersasah (membersihkan lahan), menanam padi, dan mengolah ladang bersama keluarganya. Hasil panen dari sawah dan ladang itu pun menjadi sumber konsumsi beras keluarga Cornelis sehari-hari.
Keteladanan Cornelis menjadi kekuatan moral di tengah masyarakat. Cornelis menunjukkan bahwa ketahanan pangan bukan hanya program pemerintah, tetapi menjadi bagian dari kehidupan nyata seorang pemimpin dan keluarganya.
Baca Cornelis dan Ramalannya tentang Sawit yang Jadi Nyata
Dengan pendekatan yang menyeluruh —memadukan pembangunan ekonomi, penguatan budaya, dan keteladanan personal— Cornelis membangun fondasi kokoh bagi ketahanan pangan dan kedaulatan budaya di Kabupaten Landak.
- Tarigas Balabih