Penduduk Asli Kalimantan dan Kecerdasan Alam yang Berkelanjutan

Perkampungan orang Dayak di Krayan, Dataran Tinggi Borneo: bukti natural intellgence orang Dayak.


Dayak, sebagai kelompok etnis pribumi di Borneo, bukan hanya mewarisi tanah dan budaya nenek moyang mereka, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem yang sangat berharga di pulau ini. 

Terlebih lagi, mereka menghadapi tantangan besar seiring dengan perkembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Di era ini, upaya menjaga keberlanjutan lingkungan dan hak-hak masyarakat Dayak menjadi semakin penting.

Untuk mengatasi tantangan ini, pendirian Satuan Perlindungan Lingkungan Dayak (SPLD) adalah langkah revolusioner. SPLD akan menjadi entitas yang memiliki peran kunci dalam melindungi lingkungan, tanah adat, dan hak-hak masyarakat Dayak. 

Namun, untuk berhasil, SPLD perlu bekerja sama dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk mendapatkan pengakuan resmi sebagai lembaga yang bertugas melindungi tanah adat dan lingkungan.

Baca Sungai Landak: Mengalirkan Hidup, Menapaskan Sejarah Di Kalimantan Barat

SPLD akan memfokuskan pelatihan kepada anggotanya tentang hukum lingkungan, pengawasan, dan teknik pemantauan lingkungan. Mereka juga akan memanfaatkan teknologi modern seperti satelit dan kamera tersembunyi untuk mengawasi wilayah mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk memantau aktivitas yang merusak lingkungan, seperti illegal logging, perkebunan ilegal, dan pertambangan ilegal.

Selain itu, SPLD akan berkolaborasi dengan organisasi lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat yang memiliki pengalaman dalam pelestarian lingkungan. Mereka dapat memanfaatkan keahlian dan sumber daya organisasi ini dalam kampanye dan program-program perlindungan lingkungan.

Pentingnya melibatkan masyarakat Dayak dalam upaya perlindungan lingkungan juga ditekankan oleh SPLD. Mereka akan menyelenggarakan kampanye pendidikan, pertemuan komunitas, dan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. 

Baca Taman Bukit Cornelis, Ngabang: Pesona Kediaman "Gubernur Jenderal Dayak"

Selain itu, SPLD akan berusaha untuk bernegosiasi dengan pemerintah dan pengembang proyek di IKN, memperjuangkan hak masyarakat Dayak dalam proses pembangunan yang dapat memengaruhi tanah adat mereka.

Industrialisasi dan pabrikasi di Kalimantan menyebabkan polusi dan deforestasi.

Keamanan anggota SPLD menjadi prioritas, dan mereka akan menerima pelatihan keamanan serta peralatan yang diperlukan untuk melindungi diri mereka sendiri dalam menjalankan tugas mereka.

Tidak hanya itu, SPLD akan memanfaatkan teknologi modern seperti drone, kamera pengawas, dan perangkat GPS untuk mengumpulkan data yang akurat dan terkini tentang aktivitas lingkungan di IKN. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk memantau perubahan lingkungan dengan lebih efektif.

Terlebih lagi, SPLD dapat menjalin kerjasama dengan kelompok adat dan masyarakat pribumi lainnya di wilayah lain yang menghadapi masalah serupa. Ini akan memungkinkan pertukaran pengalaman dan sumber daya dalam melindungi hak-hak mereka.

Patut diacungi jempol dan dihargai adalah penduduk asli Kalimantan yang mengolah tanah dan alam secara arif bijaksana. Orang Dayak menjaga alam seperti menjaga biji matanya. Mereka mengambil sumber daya alam (SDA) dan memanfaatkannya secara arif bijaksana, dan secukupnya saja. Tidak pernah berlebihan dan meninggalkan sisa yang terbuang percuma. Demikian pula untuk makanan dan minuman, orang Dayak mengonsumsi seperlunya saja, tidak berlebihan, dan tidak membuang makanan. 

Mengenai peta Kalimantan, perhatian kepada kawasan hijau yang masih merupakan daerah alam yang lestari sangat penting. Ini adalah tempat tinggal bagi penduduk asli dan merupakan inti dari kehidupan mereka yang terkait erat dengan alam. 

Sementara kawasan "merah" mencakup perkotaan, industri, perkebunan, dan pertambangan yang telah mengubah lanskap. 

Baca Vera Amelia Meneliti Strategi Pengolahan Lahan Kering

Oleh karena itu, peran penduduk asli, khususnya masyarakat Dayak, yang hidup sesuai dengan kebiasaan mereka yang bersentuhan dengan alam sangat diperlukan untuk menjaga kawasan hijau ini dan menjaga ekosistem yang sangat berharga bagi masa depan generasi berikutnya.

Natural Intelligences

Cerita tentang pendekar lingkungan Dayak yang berkontribusi besar dalam menjaga dan memelihara alam sangat inspiratif. Sejak kelahirannya, orang Dayak telah memiliki ikatan erat dengan alam, dan menjaga serta memelihara alam bukan sekadar tanggung jawab, tetapi juga bagian tak terpisahkan dari hidup mereka.


Para pendekar lingkungan etnis Dayak: Samuel Sidin, Lewi G. Paru, dan Apai Janggut.

Salah satu tokoh terkemuka dalam upaya pelestarian lingkungan adalah Samuel Oton Sidin, yang berhasil menjaga dan merestorasi kawasan Ambawang menjadi "rumah Pelangi." 

Kawasan yang tidak jauh letaknya dari "Bipang Ambawang" ini menjadi surga alam yang asri dan alami, memberikan kehidupan dan air kepada penduduk setempat. 

Samuel Sidin dianugerahi penghargaan Kalpataru sebagai pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam menjaga kelestarian lingkungan. Tindakan beliau adalah contoh nyata bagaimana pengabdian individu dapat memberikan dampak positif yang besar pada ekosistem lokal.

Baca Kabupaten Landak : Karakteristik Geografis Dan Tanah Permukaan

Di Dataran Tinggi Borneo, Krayan misalnya ada tokoh pendekar lingkungan lain yang juga memiliki peran penting adalah Lewi. Kontribusinya dalam pelestarian lingkungan juga patut diapresiasi. Lewi menerima Equator Prize.

Di Sungai Utik, Kapuas Hulu, ada Apai Janggut, seorang pendekar lingkungan yang telah menerima penghargaan Equator Prize dan Gubenkein. Penghargaan ini menjadi bukti pengakuan internasional atas usahanya dalam melestarikan alam dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan.

Kisah-kisah tentang tokoh-tokoh seperti Samuel Sidin, Lewi, dan Apai Janggut menginspirasi dan mengingatkan kita akan kebutuhan untuk menghargai dan mendukung upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh komunitas Dayak dan individu-individu yang peduli dengan kelestarian alam. 

Mereka adalah pahlawan lingkungan yang memimpin perjalanan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan menjaga warisan alam untuk generasi mendatang.

Akan tetapi, yang patut diacungi jempol dan dihargai adalah penduduk asli Kalimantan yang mengolah tanah dan alam secara arif bijaksana. 

Penduduk asli Kalimantan, khususnya orang Dayak, patut diacungi jempol dan dihargai karena cara mereka mengolah tanah dan alam dengan bijaksana. Bagi mereka, menjaga alam bukan sekadar sebuah tugas, melainkan suatu kehidupan yang mereka cintai dan hormati sebagaimana mereka menjaga biji mata mereka sendiri.

Pendekatan orang Dayak terhadap sumber daya alam (SDA) adalah contoh sempurna dari kebijaksanaan dalam pemanfaatan alam. Mereka mengambil SDA sesuai dengan kebutuhan mereka, dengan memperhatikan keseimbangan ekosistem. 

Tidak pernah orang Dayak berlebihan, dan yang lebih penting, mereka tidak meninggalkan sisa yang terbuang percuma. Konsep ini mencerminkan filosofi keberlanjutan, di mana mereka memahami bahwa tanah dan alam ini adalah warisan yang harus dilestarikan untuk generasi mendatang.

Hal yang sama berlaku untuk makanan dan minuman. Orang Dayak mengonsumsi dengan penuh kesadaran dan tidak berlebihan. Mereka menghargai makanan sebagai anugerah alam yang perlu diperlakukan dengan hormat. Ini bukan hanya tentang menghindari pemborosan, tetapi juga mencerminkan hubungan yang dalam antara manusia dan alam, serta pemahaman bahwa kita harus hidup berdampingan dengan alam agar kehidupan berlanjut.

Baca Landak: Dari Sistem Pertanian Ladang Tradisional Ke Sistem Persawahan

Pendekatan bijaksana ini tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan dan ekosistem, tetapi juga menjadi teladan bagi kita semua. Dalam dunia modern yang sering kali terjebak dalam konsumerisme dan pemborosan, kita dapat belajar banyak dari cara orang Dayak menjaga dan menghormati alam serta sumber daya yang diberikan kepadanya. 

Penduduk asli Kalimantan adalah penjaga alam sejati. Kita dapat belajar dari kecerdasan mereka mengelola alam. 

Sekaligus mememetik inspirasi dari filosofi mereka untuk membangun masyarakat yang lebih berkelanjutan dan harmonis dengan lingkungan sekitar. 

Relasi Dayak - alam dan lingkungan

Tidak diragukan lagi, dan sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa Dayak adalah indigeneus people of Borneo.

Sejak zaman dahulu kala, orang Dayak telah dikenal sebagai bagian integral dari alam semesta. Mereka bukan sekadar penduduk, melainkan mikrokosmos yang hidup bersama dan bergantung pada keajaiban alam. Alam bukan hanya penyokong kehidupan mereka, tetapi juga merupakan pewaris identitas Dayak yang kaya dan dalam.

Dalam filosofi Dayak, alam bukan hanya sumber kehidupan fisik, tetapi juga spiritual. Sungai yang mengalir deras, hutan yang rimbun, dan binatang yang berkeliaran, semuanya memiliki makna mendalam dalam kepercayaan dan budaya mereka. 

Alam adalah guru yang memberi mereka hikmah tentang harmoni, kesederhanaan, dan ketergantungan saling-menguntungkan antara manusia dan lingkungan.

Namun, hari ini, alam semesta yang mereka cintai begitu sangat terancam. Perubahan iklim, deforestasi, dan eksploitasi sumber daya alam telah mengguncang pondasi kehidupan orang Dayak. 

Ketika alam semakin rapuh, kehidupan dan keberadaan orang Dayak juga terancam. Kekayaan spiritual dan kearifan lokal mereka yang terkandung dalam alam semesta ini semakin tergusur oleh modernitas dan ketidakseimbangan ekologi.

Dalam terminologi Howard Gardner, kebijaksanaan dan kecerdasan alamiah (natural smart) orang Dayak menjadi semakin penting. Mereka memiliki pengetahuan yang dalam tentang tanaman obat, keanekaragaman hayati, dan siklus alam yang dapat memberi solusi terhadap tantangan lingkungan yang mereka hadapi. 

Kemampuan orang Dayak memahami dan merespons bahasa alam, membaca tanda-tanda alam, dan merasakan perubahan energi lingkungan adalah bentuk kecerdasan yang unik dan sangat berharga.

Oleh karena itu, perlindungan alam semesta bukan hanya tugas orang Dayak, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh umat manusia. 

Melalui pelestarian dan penghargaan terhadap kearifan lokal mereka, kita dapat belajar bagaimana menjalin hubungan yang berkelanjutan dengan alam semesta. 

Hanya dengan menjaga alam, kita dapat memastikan kelangsungan hidup dan kehidupan orang Dayak serta memelihara keberlanjutan kehidupan di planet ini untuk generasi yang akan datang.

Manusia Dayak dan Kelestarian alam berkelanjutan

Orang Dayak memiliki pandangan filosofis yang mendalam tentang hubungan manusia dengan kosmos. 

Bagi orang Dayak, manusia bukanlah entitas terpisah, melainkan bagian integral dari alam semesta. Keberadaan dan kehidupan manusia dianggap bergantung pada keseimbangan alam, menciptakan ikatan kuat antara diri mereka dan kosmos.

Dalam pemahaman mereka, menjaga alam bukan hanya tugas, tetapi suatu kewajiban yang berkorelasi langsung dengan kesejahteraan manusia. Memelihara dan merawat alam di sekitar mereka dianggap setara dengan menjaga diri sendiri. Ini mencerminkan keyakinan bahwa interaksi yang harmonis dengan lingkungan adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang seimbang dan berkelanjutan.

Pemukiman dan wilayah adat Dayak menjadi cermin dari filosofi ini. Di sana, hutan dan alam lestari bukan hanya simbol, melainkan inti dari gaya hidup mereka. 

Baca Ladang Dan Sistem Pertanian Organik (SPO) Manusia Landak Masa Ke Masa

Praktik-praktik seperti pengelolaan hutan berkelanjutan dan upaya pelestarian flora dan fauna lokal tercermin sebagai wujud dari penghormatan mereka terhadap kosmos yang memberi kehidupan.

Dalam pandangan mereka, merusak alam semesta sama dengan merusak diri sendiri. Konsep ini tidak hanya menegaskan konsekuensi ekologis dari tindakan merusak, tetapi juga mencakup dimensi etika dan spiritual. 

Orang Dayak meyakini bahwa menjaga keseimbangan alam adalah tanggung jawab moral yang harus diemban untuk keberlanjutan kehidupan manusia dan generasi mendatang.

Filosofi ini menjadi bagian integral dari budaya masyarakat Dayak, tercermin dalam tradisi, kebiasaan sehari-hari, dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. 

Di tengah tantangan lingkungan global, pemahaman Orang Dayak tentang kesatuan manusia dengan kosmos memberikan perspektif yang berharga dan inspiratif tentang cara hidup berdampingan dengan alam.

(Rangkaya Bada)

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url